Selasa, 13 Juli 2010

JIWA, PIKIRAN dan TUBUH FISIKKU



Based on true story by Yoga Purnama
Berdasarkan kisah nyata dari Yoga Purnama


Ini sekelumit cerita yg mengingatkanku akan setitik kecil kisah hidupku yg penuh warna. Ada cerita sedih dan bahagia. Adapula cerita penuh tangis dan tawa. Dunia ini memang panggung sandiwara dan kita sendiri sebagai pemain atau pelaku2 utama di dalamnya. Ada pemain yg mengambil lakon sebagai orang cacat, sakit, miskin atau kaya dll. Sedangkan sang sutradara adalah tentu adalah Tuhan YME, Sang Maha Pencipta. Tentunya sang sutradara selalu menginginkan para pemainnya bermain atau berperan sesuai dg keinginannya. Pemain yg telah berpengalaman dan telah sering mengambil berbagai macam peran, tentulah lebih mudah diarahkan oleh sang sutradara dari pada yg belum berpengalaman. Apapun peran yg diberikan sang sutradara, yg terpenting disini adalah bagaimana cara agar dapat memainkan peran tersebut dg sebaik2nya yg sesuai dg keinginan sang sutradara. Semakin mahir dan berpengalaman seorang pemain, maka semakin mudahlah setiap peran yg dimainkannya. Dan semakin mudah pula diarahkan oleh sutradara sehingga sesuai dg kehendaknya. Melihat kenyataan ini mungkin aku hanya pemeran pemula yg masih sulit untuk diarahkan.

Dalam hidup ini,masih banyak cita2, keinginan, kehendak atau sebutan kasarnya adalah nafsu yg belum kesampain sampai sekarang. Semuanya karena dibatasi oleh tubuh fisikku ini. Jiwa dan pikiran yg liar di dalamnya dibelenggu oleh tubuh fisik yg tidak sejalan lagi dg kehendak jiwa dan pikiran. Jiwa yg masih kasar selalu berontak ingin berbuat sesukanya sendiri. Pikiran yg liar selalu bernafsu ingin memuaskan indria duniawi demi kesenangan sesaat. Dilain pihak tubuh fisikku sudah tidak mampu lagi melayani keinginan2 jiwa dan pikiran ini. Keinginan2 yg tiada habisnya. Ambisius dan emosi rendah lainnya ( anggaplah begitu ) selalu bergelora dalam jiwa dan pikiranku. Jika tidak dibendung oleh kasih Tuhan, tanpa disadari perlahan2 mungkin mengakibatkan hal hal negative atau lebih extrimnya mungkin mengakibatkan kemurtadan dan kesesatan bagiku. Jiwa yg kasar dan pikiran yg liar ini ingin mengembara sesukanya tanpa aturan. Seenaknya. Jiwa dan pikiran seperti ini, yg tidak sejalan lagi dg tubuh fisikku dimana hati belum terbuka dg baik untuk Tuhan dan belum mengandalkan kasih dan berkat Tuhan dalam menjalani kehidupan dunia, sering membuatku kecewa, gundah, resah, stres dan gelisah. Merasa tidak berdaya dan tidak berguna. Mungkin inilah yg namanya jiwa yg gelisah.

Tapi menurutku kondisi ini sangat wajarlah dilihat dari sudut pandang seorang manusia biasa, yg selalu penuh dg salah dan dosa. Apakah ini pembenaran? Entahlah! Dalam kesendirian, kesepian, kegamangan, dan pekatnya malam yg gelap, kucoba merenung, mencoba selalu bertanya ke dasar hati yg terdalam. Barangkali disana ada jawabannya. Disuatu waktu itulah tiba2 muncul suatu pemahaman baru yg mengalir begitu saja dan membanjiri masuk keseluruh hati dan diriku. Ada perasaan enak dan sangat nyaman yg aku rasakan kala itu. Lembut, tenang, damai dan susah diungkapkan dg kata2 Kurang lebihnya begini pemahaman yg muncul tersebut, “Setiap situasi, kondisi, keadaan dan masalah adalah pelajaran bagi kita. Tentunya pelajaran itu agar membuat kita semakin berkembang dan dewasa dalam semua hal. Menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hidup adalah sebuah pilihan. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Hadapilah takdirmu dan ingat…! Tuhan telah menyelamatkanmu walaupun tidak sesuai dg kehendakmu. Dialah juru selamat sejati dan sebenarnya dari semua makhluk. Makanya bersyukurlah dan berterimakasihlah kepadaNya karena Dia telah memanggilmu dan menyelamatkanmu. Akan kamu temukan cara untuk menenangkan jiwa dan pikiranmu gelisah dan akan membuat kamu semakin dekat lagi kepadaNya. Terimalah apa yg ada didepanmu dg rasa syukur.”.

Tidak lama berselang, beberapa harinya secara kebetulan, ya anggaplah ini suatu kebetulan adanya, aku benar2 menemukan tempat yg mampu membimbing dan menenangkan jiwa dan pikiranku ini. Suatu tempat dan komunitas yg sangat menyenangkan, yg mengajarkan cara membuka hati kepada Tuhan, cara memperbaiki hubungan kita kepada Tuhan untuk dapat semakin dekat lagi kepadaNya dg mengandalkan berkat dan kasih Nya dalam setiap kehidupan. Walaupun aku sadar bahwa aku belum mampu membuka hati seutuhnya kepada Tuhan dan belum pula mampu seutuhnya mengandalkan berkat dan kasih Tuhan dalam kehidupan sehari hari, yg jelas aku merasa hubungan hati kepada Tuhan sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Jiwa dan pikiranku sekarang tidak seliar dahulu.Sekarang sudah sudah sangat jinak.Semua keadaan menjadi semakin baik lagi. Bagiku inilah rencana Tuhan. Aku percaya semua rencanaNya akan selalu indah pada waktunya. Seperti seekor ulat yg jelek akan berubah menjadi kupu kupu yg sangat indah dan cantik.

Tuhan…terimakasih atas berkatMu yg berkelimpahan setiap saat kepada kami. Semoga semakin banyak orang membuka hati kepadaMu, selalu mengandalkan berkat dan kasihMu setiap saat. Terimakasih Tuhan…


Salam dalam kasih Tuhan,


Yoga Purnama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar